Senin, 25 Juni 2012

GEMBALA YANG BAIK

Mazmur 23:1-6
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpahKebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku

Apakah kalian seorang Movie lovers (hobi menonton film) seperti saya, dan sudah berapa banyak filemkah yang sudah kalian tonton sampai dengan saat ini?  Lalu  apakah dari semua filem yang pernah rekan-rekan semua tonton itu ada yang meninggalkan kesan  istimewa di hati rekan-rekan semuanya? Beberapa waktu yang lalu tampa sengaja saya menemukan sebuah DVD filem di deket rak tv saya. Awalnya saya merasa biasa saja saat menemukan filem tersebut. Namun saat saya membaca judul filem tersebut dan juga tulisan di pojok kanan atas  yang menyatakan filem ini di angkat dari sebuah kisah nyata / true story, saya mulai tergugah penasaran untuk ingin menayksikannya. Filem tersebut  berjudul HACHiKO.
Film “Hachiko” A Dog’s Story” bercerita tentang seekor anjing yang sangat setia pada tuannya, melebihi batas kesetiaan anjing pada rata-rata. Dikisahkan Hacikho adalah se-ekor anjing kecil yang telah di buang  sang pemilik  asli anjing tersebut. Sampai  pada suatu ketika seorang Tua yang yang baik hati bernama Prof.Parker  menemukan anjing tersebut dan juga merawatnya dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, ketika Hachiko sudah beranjak dewasa, tanpa disangka ia mengikuti Parker ke stasiun saat Parker berangkat kerja. Parker terpaksa keluar dari kereta untuk memulangkan Hachico ke rumah. Namun, ternyata Hachico menjemputnya di stasiun pada pukul 17.00. Sejak saat itu Parker membiarkan Hachico mengantar-jemputnya di stasiun. Tentunya apa yang dilakukan “Hachiko: bukanlah hal yang sangat  biasa untuk dilakukan oleh hewan-hewan sejenisnya dimasa itu. Sehingga dalam waktu yang sangat singkat  kehadiran “Hachiko” di stasiun kereta tersebut telah dapat menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang dan beraktifitas disana. Sampai pada satu hari, Hachiko tak menemukan kedatangan tuannya di stasiun pada pukul 17.00. Parker Wilson ternyata meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara Hachiko sepertinya tak pernah mengerti perihal meninggalnya Parker
.
Lalu apa yang dilakukan Hachiko setelah  tuannya itu meninggal dunia karena sakit? Yang ia lakukan adalah ia tetap menunggu di tempat yang sama, di waktu yang sama dan juga di jam yang sama, berharap tuannya itu akan datang menemuinya dan juga bercanda riang dengan dirinya. Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang-orang di sekitar stasiun itu, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran sehingga kisah anjing ini menjadi legenda. Sehingga orang-orang memberi makan Hachiko secara bergantian Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh meninggalnya Parker. Sampai akhirnya pada musim dingin tahun ke sepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah
 malam.
Lalu apa  hikmah yang dapat kita ambil dari kisah tersebut? Jika anjing saja dapat setia kepada tuannya melebihi kesteian pada umumnya, kenapa kita sebagai manusia yang dibilang sebagai mahluk yang paling sempurna tidak dapt setia pada sesama kita, terlebih pada sangpencipta kta yaitu Tuhan dengan penuh kestian. Mungkin bisa saja kita pergi meninggalkan Tuhan dengan berbagai alasan yang kita buat “entah kita belum melihat muzizatnya yang terjadi dalam hidup kita atau kita belum menemukan jalan keluar atas masalah kita but this is I dont know only you that you know”. Tapi satu hal yang pasti teman-teman kalo Tuhan itu tak pernah sekalipun meninggalkan kita  karena apa? Karena DIA adalah  Bapak dan juga gembala yang baik bagi hidup kita



YOHANES 10:11-14
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;  sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar