Kamis, 07 Juni 2012

Akar kepahitan adalah awal dari kehancuran.

Ibrani 12:15
“Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan dan mencemarkan banyak orang.”






Apakah anda pernah merasa dikecewakan  orang lain? pasti rasanya  engga enak banget bukan?. Saya percaya baik setiap anda maupun saya bahkan siapapun itu orangnya  pasti pernah mearasakan apa yang di sebut dengan kekecewaan.  Biasanya factor yang menyebapkan seseorang bisa menyimpan rasa kecewa di dalam hatinya dikarenakan adanya ketidak –adilan perilaku yang ia terima semasa hidupnya. Misalnya saja :  seorang anak yang selalu saja dimarahi oleh kedua orang tuanya karena apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang tuanya atau  orang tua yang pilih kasih terhadap anak-anaknya.  Lalu apa bahayanya jika seseorang sudah memendam kekecewaan di dalam hatunya dalam jangka waktu yang cukup  lama? Yang bahaya adalah jika seseorang sudah  menyimpan rasa kekecewaan itu dalam waktu yang cukup lama tampa adanya solusi / jalan keluar atas masalahnya, orang itu bisa merasakan apa itu yang di sebut dengan tawar hati / kepahitan.
Kepahitan adalah proses matinya hati nurani seseorang, atas rasa belas kasihan dan juga ketidak pedulian kepada dirinya sendiri, orang lain/ lingkungan sekitarnya. Kenapa kepahitan hati itu, saya bilang  sebagai proses? Karena sesungguhnya setiap kepahitan hati itu terjadi  bukan karena sebuah kekecewaan yang di alaminya saja.  Justeru kepahitan hati terjadi karena kekecewaan yang terjadi secara berulang-ulanhg(ber-akumulasi) yang ia alami semasa hidupnya dulu. Coba banyangkan, jika anda menderita suatu penyakit  tertentu.Dan untuk mengobati penyakit itu anda harus rutin meminum obat  pahit yang telah dokter anjurkan secara rutin dan juga berkala. Apa yang akan anda rasakan? Mungkin awalnya obat pahit itu tersa pahit banget untuk anda karena anda baru pertama kali memakannya. Namun setelah anda mengkonsumsi obat itu dalam jangka waktu yang sudah cukup lama rasa pahit itu berlahan-lahan akan berubah mnjadi rasa tawar dimulut anda karena anda sudah terbiasa merasakannya sehingga lidah anda menjadi tawar untuk mengambarkan rasa pahit itu. Bukankah hal itu sama dengan setiap kekecewaan  yang kita semua alami. Awalnya kita merasa kekecewaan itu baias saja seperti angin lalu. Kita masih bisa tersenyum dan tertawa untuk menutupinya. Namun jika kekecewaan itu berlangsung secara terus-menurus itu akan membuat hati kita menjadi kapalan / tidak peduli atau yang lebih tepatnya di bilang mati rasa.
Yang bahaya adalah saat orang itu sudah mati rasa (tawar hati/kepahitan) orang itu akan lebih cenderung menutupi dirinya dari orang lain(minder).Bahkan yang bahayanya  lagi orang tersebut bisa mearasa bahwa hidupnya sudah tidak berharga lagi. Saya jadi teringat sebuat quote yang mengatakan bahwa: Menyimpan kepahitan atau dendam itu sama artinya seperti meniupi api lilin kebahagiaan kita dan menjadikan roh kita termangu di dalam kegelapan.”. Bagaimana menurut pendapat anda? Apakah anda setuju?.


Lallu bagaimana seandainya jika kita/sahabat kita masih menyimoan akar kepahitan di dalam hatinya, apa yang harus kita lakukan? Jawabanya hanya ada satu teman-teman  yaitu kita harus datang pada Tuhan Yesus dan juga membuka pintu hati kita agar Ia (Tuhan) dapat masuk di dalam hidup kita dan menata hati kita yang hancur menjadi hati yang penuh dengan kasih. Kasih disini berbicara tentang “Sifat  untuk memaafkan”. Apa yang akan anda pilih, apakah anda akan menyimpan terus kepahitan itu didalam hati anda sampai masa depan anda hancur karenanya. Atau melepaskan kepahitan itu dengan hidup yang baru  yaitu hidup yang penuh dengan penuh damai sejaktra karena anda mau memaafkan orang yang telah melukai hati anda? Semua itu kembali ke hati anda masing-masing.
Saya percaya banget, engga  ada orang didunia ini yang akan lebih memilih hidup yang direndung dengan kedukaan jika ia  bisa untuk  hidup bahagia. Apapun kepahitan yang anda alami saat ini., Ayo jangan  hanya fokus pada kepahitannya tapi fokuslah kejalan keluarnya yaitu dengan cara mengampuni.
“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu”.

Quote : Kepahitan adalah awal dari kehancuran. Tapi kasih (keterbukaan untuk mengampuni) adalah awal dari hidup yang penuh dengan damai sejaktra dan juga pengharapan”.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar