Mazmur 23:1-6
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing
aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang
benar oleh karena nama-Nya.Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku
tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku.Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau
mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpahKebajikan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku
Apakah kalian seorang Movie
lovers (hobi menonton film) seperti saya, dan sudah berapa banyak filemkah yang
sudah kalian tonton sampai dengan saat ini?
Lalu apakah dari semua filem yang
pernah rekan-rekan semua tonton itu ada yang meninggalkan kesan istimewa di hati rekan-rekan semuanya?
Beberapa waktu yang lalu tampa sengaja saya menemukan sebuah DVD filem di deket
rak tv saya. Awalnya saya merasa biasa saja saat menemukan filem tersebut.
Namun saat saya membaca judul filem tersebut dan juga tulisan di pojok kanan
atas yang menyatakan filem ini di angkat
dari sebuah kisah nyata / true story, saya mulai tergugah penasaran untuk ingin
menayksikannya. Filem tersebut berjudul
HACHiKO.
Film
“Hachiko” A Dog’s Story” bercerita tentang seekor anjing yang sangat setia pada
tuannya, melebihi batas kesetiaan anjing pada rata-rata. Dikisahkan Hacikho
adalah se-ekor anjing kecil yang telah di buang
sang pemilik asli anjing tersebut.
Sampai pada suatu ketika seorang Tua
yang yang baik hati bernama Prof.Parker
menemukan anjing tersebut dan juga merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Suatu hari, ketika Hachiko sudah beranjak dewasa, tanpa disangka ia mengikuti
Parker ke stasiun saat Parker berangkat kerja. Parker terpaksa keluar dari
kereta untuk memulangkan Hachico ke rumah. Namun, ternyata Hachico menjemputnya
di stasiun pada pukul 17.00. Sejak saat itu Parker membiarkan Hachico
mengantar-jemputnya di stasiun. Tentunya apa yang dilakukan “Hachiko: bukanlah
hal yang sangat biasa untuk dilakukan
oleh hewan-hewan sejenisnya dimasa itu. Sehingga dalam waktu yang sangat
singkat kehadiran “Hachiko” di stasiun
kereta tersebut telah dapat menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang
dan beraktifitas disana. Sampai pada satu hari, Hachiko tak menemukan
kedatangan tuannya di stasiun pada pukul 17.00. Parker Wilson ternyata
meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara Hachiko
sepertinya tak pernah mengerti perihal meninggalnya Parker
.
Lalu
apa yang dilakukan Hachiko setelah
tuannya itu meninggal dunia karena sakit? Yang ia lakukan adalah ia
tetap menunggu di tempat yang sama, di waktu yang sama dan juga di jam yang
sama, berharap tuannya itu akan datang menemuinya dan juga bercanda riang
dengan dirinya. Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang-orang
di sekitar stasiun itu, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran
sehingga kisah anjing ini menjadi legenda. Sehingga orang-orang memberi makan
Hachiko secara bergantian Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh
meninggalnya Parker. Sampai akhirnya pada musim dingin tahun ke sepuluh,
Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah
malam.
Lalu apa hikmah yang dapat kita
ambil dari kisah tersebut? Jika anjing saja dapat setia kepada tuannya melebihi
kesteian pada umumnya, kenapa kita sebagai manusia yang dibilang sebagai mahluk
yang paling sempurna tidak dapt setia pada sesama kita, terlebih pada sangpencipta
kta yaitu Tuhan dengan penuh kestian. Mungkin bisa saja kita pergi meninggalkan
Tuhan dengan berbagai alasan yang kita buat “entah kita belum melihat
muzizatnya yang terjadi dalam hidup kita atau kita belum menemukan jalan keluar
atas masalah kita but this is I dont know only you that you know”. Tapi satu
hal yang pasti teman-teman kalo Tuhan itu tak pernah sekalipun meninggalkan
kita karena apa? Karena DIA adalah Bapak dan juga gembala yang baik bagi hidup
kita
YOHANES 10:11-14
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik
domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan
domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan
domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan
domba-domba itu Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan
domba-domba-Ku mengenal Aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar